Kamis, 16 April 2009

Faktor yang Mempengaruhi Sebuah Nasib


“Mengubah nasib, menciptakan nasib baik..!!”


Topik ini terus dibicarakan, dibahas, diminati oleh semua orang, yang tua, yang muda, yang gagal, yang sukses. Yang pria, yang wanita. Pekerja, orang bisnis, seniman, filsuf, dan selalu menjadi topik pembicaraan sejak jaman dulu, di masa sekarang, dan akan terus dibicarakan di masa mendatang. Semua orang memiliki pemahaman dan keyakinan tersendiri tentang bagaimana cara, strategi, dan apa yang harus dikerjakan agar nasib dapat berubah menjadi lebih baik. Para filsuf, motivator, pendidik, guru, yang normal, paranormal, yang bergelut dibidang mental, supra mental, natural, supranatural, semua terus mencari, menggali, menemukan, mengkaji, merumuskan, mencari tahu aspek - aspek yang mempengaruhi sebuah nasib, bagaimana cara mengubah nasib, menciptakan nasib menjadi lebih baik.

N A S I B atau hasil apapun yang kita peroleh saat ini jelas semua bergantung pada tingkah perilaku kita di hari – hari kemarin.. Sedang perilaku tentunya dilandasi dengan adanya suatu pemikiran.. Maka sepintas dapat disimpulkan bahwa pola pikir manusia sesungguhnya adalah nasibnya. Hal ini sangat di pahami dengan jelas oleh para motivator, filsuf, trainer yang selalu memberikan pesan agar terus dan selalu berpikir positif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Adapun cara berpikir manusia dilandasi oleh referensi data atau program yang tersimpan dalam bawah sadarnya. Data dan program bawah sadar berasal dari kumpulan pemikiran – pemikiran, pengolahan informasi, pengalaman – pengalaman sejak lahir sampai sekarang. Maka dapat di simpulkan bahwa data / program yang tersimpan di bawah sadar seseorang sesungguhnya itulah nasibnya. Hal ini sangat dipahami benar oleh para filsuf, motivator, trainer-trainer yang banyak berkecimpung di bidang mental. Maka tak heran bila sekarang ini lagi gencar – gencarnya diadakan seminar, pelatihan tentang bagaimana membuat program ke bawah sadar dengan cara berpikir positif yang tujuannya program - program bawah sadar tersebut nantinya akan digunakan sebagai landasan orang berpikir yang akan menentukan nasibnya. Pelatihan - pelatihan semacam itu sangat banyak berkembang seperti pelatihan berbasis Otosugesti (autosuggestion), Visualisasi (visualization), Swa-hipnotis (self-hypnosis), NAC (Neuro associative Conditioning), NLP (Neuro Lingustic Programming) dsb.

Saya percaya, bahwa selain daripada pikiran kita sendiri yang membentuk program di bawah sadar, sesungguhnya alam semesta/ jagad raya ini juga memprogram bawah sadar manusia. Ini di karenakan alam sendiri punya kebutuhan untuk menggenapi hukum keseimbangan ( * Baca Entri tentang Fengsui rumah dan Daya Eter )

Menurut saya, ada 3 step yang harus ditempuh untuk mengubah nasib menjadi lebih baik.

  • Step 1 : membersihkan aura badan halus
  • Step 2 : memberdayakan / bangkitkan daya eter dalam tubuh
  • Step 3 : menata fengsui partikel rumah tempat tinggal

Step 1

Step 1 merupakan langkah awal yang harus segera ditempuh. Dikarenakan badan halus kita (tubuh bioplasmik) kita menganut Hukum Tarikan ( law of attraction ), yang bunyinya :

“Energi postif akan menarik dan ditarik oleh energi positif lainnya. Begitu pula sebaliknya dengan energi negatif, akan menarik dan di tarik oleh energi negatif lainnya”

Menganut prinsip hukum tarikan, maka jika dari pancaran aura tubuh kita banyak menyiarkan energi yang negatif maka tentulah yang akan ketarik dan datang kepada kita hanyalah hal - hal yang negatip pula. Sebaliknya jika tubuh menyiarkan pancaran energi positip, maka hal - hal yang baiklah yang akan datang kepada diri kita. Oleh karena itu tidaklah efektif kita melakukan usaha – usaha lain sebelum semua cakra dan aura kita bersih. Badan halus adalah peta yang akan di baca oleh alam semesta dan akan di ciptakan sesuai aura yang memancar darinya. Pembersihan aura pantas di jadikan langkah paling awal untuk mengubah nasib.

Step 2,

Setelah pembersihan aura, step kedua adalah pembangkitan daya eter dari dalam tubuh kita dengan berbagai macam cara, diantaranya menggunakan batu eter / kristal eter. Saat kristal eter terhubung dengan pusat Daya Eter yang terletak pada cakra pusat, maka gelombang eter yang ada dalam diri kita segera menyebar, mengalir lewat peredaran darah dan tinggal di atas daging di bawah kulit. Gelombang ini memiliki radiasi pancaran antara 15 - 25 meter. Saat phisik dan mental dalam kondisi sehat pancaran daya eter mencapai 25 meter, namun pada saat stamina drop, atau sedang stes / depresi, pancarannya akan berkurang hingga 15 meter. Dengan kebangkitan daya eter, kita dapat menggunakan / memanfaatkannya sebesar yang kita butuh atau inginkan*** ( baca Entri Tentang Daya Eter )

Step 3,

Step ketiga adalah menata fengsui partikel di rumah tempat kita tinggal. Pada tulisan saya bab Fengsui Rumah di jelaskan dengan gamblang bagaimana partikel – partikel dalam rumah dapat berpengaruh terhadap nasib manusia / penghuninya. Komposisi partikel dalam rumah merupakan skenario alam terhadap diri manusia. Ini merupakan sebuah format kerangka dasar tentang peran manusia sebagaimana yang dikehendaki Alam. Dengan mensiasati, menambah partikel - partikel alam yang kurang, maka akan terjadi perubahan komposisi masing - masing jenis partikel dalam rumah,sehingga menyebabkan alur cerita tentang nasib si penghuni menjadi lain atau berubah. Menggunakan taktik atau starategi yang selaras dengan cara kerja alam semesta bukanlah menentang alam. Sebab alam semesta akan selalu dan terus bekerja menuruti kodratnya. Alam terus menjalankan hukumnya tanpa pengecualian (excuse). Alam tidak protes atau menolak saat kita membuat siasat dan strategi yang sesuai dan selaras dengan hukumnya.


Selain 3 step dasar, masih ada 2 hal lagi yang perlu mendapat perhatian :

  • Putaran roda nasib keberuntungan ( wheel of fortune )
  • Perpaduan elemen suami istri

Kedua hal tersebut sedikit atau banyak memiliki pengaruh dalam pembentukan sebuah nasib. Sebab pada waktu manusia lahir, dia berada dibawah pengaruh bintang – bintang tertentu dan ini kemudian disebut sebagai elemen manusia. Formasi bintang yang mempengaruhi saat lahir kemudian membentuk putaran roda nasib / keberuntungan. Tentang hal ini sudah banyak ditulis dan dikaji menjadi ilmu astrologi atau ilmu perbintangan, seperti horoscope, zodiac, shio, primbon, numerologi, dsb. Roda nasib yang memuat formasi dari bintang – bintang, akan memberi pengaruh terhadap elemen seseorang dan akan mempengaruhi cara berpikir serta pola tingkah laku. Namun segala kekurangan yang disebabkan pengaruh bintang masih bisa ditutup dengan pembangunan sikap mental positip.

Pada dasarnya Elemen membentuk kharakter dasar seseorang. Sedangkan saat seseorang menikah terjadilah perpaduan elemen. Perpaduan elemen suami - istri akan menghasilkan elemen yang baru. Ada perpaduan elemen yang kemudian menghasilkan kekayaan, kejayaan, keharmonisan, kemakmuran, rejeki, namun ada juga perpaduan elemen suami – istri yang kemudian menghasilkan pertengkaran, persaingan, bahkan celaka, musibah sampai dengan kematian.

Meski perpaduan elemen suami istri bukan pula hal fundamental dalam mengubah nasib namun sedikit atau banyak akan memberikan pengaruh terhadap nasib keduanya. Situasi akan semakin parah jika pasangan suami istri saling tidak mau memahami kharakter satu sama lain. Tak ada toleransi antara keduanya. Mereka terus menerus terlibat dalam pertengkaran, masalah yang rumit dan pelik dan tidak jarang kemudian berakhir dengan perceraian. Ini semua bisa terjadi lebih disebabkan kurangnya kesadaran bahwa yang namanya kharakter dasar tidak bisa di ubah dan sesungguhnya dalam pertengkaran mereka itu tidak ada pihak yang salah maupun yang benar. Masing – masing pihak, suami maupun istri hanyalah menjalankan kodrat sesuai elemennya. Masing – masing tidak memiliki niat yang buruk satu terhadap yang lain. Masing – masing hanya menggenapi kodrat elemennya.Yang jadi masalah sesungguhnya adalah saat kedua elemen mereka berpadu dan kemudian menghasilkan pertengkaran hebat.

Solusi atau cara untuk mengatasi hal ini semestinya mudah.Yang di butuhkan hanyalah kesadaran bahwa sesungguhnya tidak ada pihak yang menang atau kalah, tidak ada pihak yang salah atau benar, semua hanya menjalani kodratnya. Jika kesadaran ini sudah dimiliki pasangan suami - istri, tinggal mencari cara bagaimana menjalankan rumah tangga yang lebih harmonis, gunakan managemen rasio.

Kesalahan umum pasutri justru karena mereka beranggapan bahwa kharakter pasangannya suatu saat akan dapat berubah menjadi seperti yang diinginkannya. Pemaksaan mengubah kharakter pasangan dilakoni dengan adu mulut, pertengkaran dan sentimen satu sama lain, Terus dipaksakan dan dilakukan sejak dulu, sekarang ini, dan akan berterusan sampai tua nanti. Namun hingga tua nanti, akhirnya masing - masing pasangan akan tersadar bahwa tetap saja tidak pernah ada kharakter yang berubah diantara keduanya Semua tetap menjalankankan hidup sesuai kodratnya. Padahal mereka telah terlanjur mengisi hari – hari dengan pertengkaran, atau ketidak-bahagiaan sepanjang puluhan tahun. Sungguh suatu kerjaan yang sia – sia !!!


Bukalah ruang toleransi terhadap pasangan, tumbuhkan kesadaran baru untuk hidup yang lebih baik dan harmonis ………….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar